Species Baru Dari "Dunia Yg Hilang"

posted by : CarBari Saturday, March 15, 2008

Selama sebulan meneliti kawasan Mamberamo, Papua, para peniliti gabungan dari sejumlah lembaga menemukan sejumlah spesies baru. Salah satunya adalah Kanguru Pohon Mantel Emas.

Dendrolagus pulcherrimus(Kanguru Pohon mantel Emas)

Jukan “dunia yang hilang” agaknya sangat pas untuk menyebut kawasan Mamberamo, Papua. Bayangkan saja hanya dalam waktu sebulan, berbagai spesies baru tumbuhan dan satwa telah ditemukan di daerah terpencil ini. Penelitian yang diprakarsai Concervation International Indonesia (CII) ini berhasil menemukan kanguru pohon mantel emas (Dendrolagus pulcherrimus).

Penelitian tersebut dilakukan di kampung Kwerba dan Pegunungan Foja, Mamberamo, Kabupaten Sarmi, Papua pada 9 November – 9 Desember 2005 lalu. Daerah “primadona” penelitian adalah Foja karena benar-benar belum pernah dijamah oleh manusia meskipun penduduk asli. Di daerah tersebut mereka berhasil menemukan spesies baru yang jumlahnya 75%. Hasil penelitian CII sejak 1987 menunjukkan bahwa daerah Papua ini sangat kaya akan keanekaragaman hayati. Setiap mengadakan survey selalu ditemukan spesies baru.

Sebanyak 13 peneliti dari dalam dan luar negeri terlibat dalam tim penelitian kali ini, di antaranya pakar burung, kupu-kupu, herpet (amfibi dan reptile), mamalia, dan tumbuhan. Selain dari Conservation International Indonesia, mereka berasal dari South Australian Museum, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Universitas Cendrawasih, Universitas Negeri Papua, Universitas Harvard, Universitas Adeilaide, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua I.

Dengan ditemukannya kanguru pohon mantel emas tim peneliti ini mencatat hasil yang spektakuler dan membanggakan. Sebab mamalia ini berstatus hampir punah dan saat ini tercatat sebagai temuan pertama di wilayah Indonesia. “Kanguru pohon ini di Foja sangat banyak seperti di kebun binatang saja,” jelas Dr.Yance de Fretes dari Concervation International Indonesia . Dipastikan kanguru itu berbeda dengan yang ditemukan di pegunungan Torriceli, Papua Niugini yang dilaporkan oleh Dr Jared Diamond pada 1981 lalu yang sempat menjadi pembicaraan para ahli mamalia selama 25 tahun.


Banyak Species Baru

Dendrolagus inustus

Nyctimytes Fluviatilis

Prestasi lain dari penelitian ini adalah ditemukannya 60 spesies amfibi, 20 spesies di antaranya merupakan spesies baru. Paling menarik penemuan kembali katak berstatus sangat langka yakni katak mata jaring (Nyctimytes fluviatilis) dan katak Xenorhina arboricola. “Kedua jenis katak itu hanya ditemukan di Papua Niugini, dan pegunungan Foja,” jelas Stephen Richards M.Sc, peneliti asal Adelaide, Australia. Selama ini, pegunungan Foja dikenal merupakan salah satu lokasi yang kaya akan amfibi di kawasan Asia Pasifik.


Golden-fronted Bowerbird
Selain amfibi, ditemukan juga dua jenis burung pengisap madu dari genus Meliphagiadae, yang berarti semakin menambah jenis burung di Papua. Sejauh ini, spesies tersebut masih dalam penelitian dan belum diberi nama ilmiah. Burung mandur dahi emas, Amblyornis flavifrons juga berhasil diketahui setelah 110 tahun tidak diketahui habitat asli dan daerah penyebarannya. Ada juga penemuan spektakuler lain seperti cendrawasih parotia (Parotia berlepspschi).


Sedang tim kupu-kupu dalam penelitian itu berhasil mengoleksi 170 spesies di Pegunungan Foja. "Tim kami berhasil mengidentifikasi lima jenis kupu-kupu spesies baru" ujar Bruder Henk, ahli kupu-kupu dari Papua. Ia mengaku tak pernah selama hidupnya mengoleksi begitu banyak spesies baru dalam waktu singkat dan hanya di satu lokasi saja. Keberadaan ratusan spesies kupu-kupu itu menunjukan wilayah setempat masih termasuk hutan lebat. Tim mamalia juga menemukan babi moncong panjang (Zagiossus sp).

Survey tim tumbuhan berhasil menemukan 24 jenis palem, lima jenis di antarannya tercatat sebagai spesies baru yakni satu Pholidacarpus, dua spesies rotan, dan dua spesies Licuala. Di luar palem, mereka juga menemukan tumbuhan lain. Tim berhasil mengoleksi 550 jenis tumbuhan di luar keluarga palem-paleman. Saat ini koleksi tumbuhan tersebut masih diteliti secara intensif.

Dengan ditemukannya banyak species baru,, telah memberikan gambaran bahwa banyak terdapat kekayaan hayati Mamberamo yang belum tersingkap. “Penelitian ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia” ujar Dr. Dedi Darnaedi, Kepala Pusat Biologi LIPI.

0 comments